Bicara Pancing

"Kalau bicara pancing antara sesama spesies angler nggak bakalan ada abis-abisnya. Selalu ada yang baru, walaupun barang lama dengan kemasan yang baru akan tetap selalu menarik."


..................... notulen kongkow dalam sebuah trip



Blog ini berisi catatan-catatan pemancing yang kebetulan disajikan tidak urut kronologis, by ingatan only!


=======================================================

Sabtu, 11 Oktober 2008

Porter Uuugghh…

Kisah ini merupakan lanjutan dari kegiatan Mancing Jakarte. Dalam perjalanan pulang dengan menumpang Taxi menuju bandara, mata yang tadinya sempat terpejam mulai terbuka dikit-dikit dengan beratnya. Tak lama kemudian taxi berhenti pembayaran dilakukan dan aku mulai berjalan ke arah check in counter.

Kemudian seorang porter datang dan menawarkan jasa untuk membawa barang-barang, sempat terbersit dalam hati kecilku untuk menolak tapi setelah pikir-pikir bawaan cukup banyak dan mata masih ngantuk akhirnya semua barang diserahkan keporter dengan sebuah troley. Dan aku masih sempat mewanti-wanti supaya hati-hati.

Setelah barang diserahkan aku berjalan didepan mendahului si porter, melewati scanner langsung menuju check in counter, ketika baru berjalan sekitar lima meter dari scanner tiba-tiba terdengar suara “krak…”, secara refleks aku langsung menoleh dan melihat kebelakan, tampak porter terkejut melihat ujung stick yang dibawanya terjepit diantara ban berjalan scanner; “patah man ….”. Aku masih sempat melihat ujung tempat pancing itu terlipat dan sempat bergerak mengikuti ban berjalan.

Melihat itu aku langsung kembali dan mengambil tas tempat stik dan meraba ujungnya ternyata terasa ujung stik sudah patah dan masih menggantung. Setelah mancing semalaman dengan rasa lelah yang lumayan ditambah stik patah bukan oleh ikan tapi kelalaian porter aku menjadi lebih lemas.

“Maaf pak ya, pancingnya mungkin nanti bisa disambung dengan lem” sepenggal kalimat yang bikin tambah hati panas diucapkan oleh porter tersebut. Maunya pada saat itu langsung marah, tetapi tiba-tiba aku mikir percuma aja, dan cuma bilang “pak lain kali hati-hati, harga stik ini mungkin sama dengan dengan upah kerja bapak selama satu bulan”.

Aku langsung mengeluarkan dompet dan memberinya uang sepuluh ribuan dan mengambil alih semua barang dan meneruskan jalan ke check in counter. Dari sudut mata aku melihat porter itu terbengong-bengong.

Sambil menunggu pesawat diruang keberangkatan aku jadinya mikir, udah capek diperjalanan, dihantam hujan dan angin, nggak dapat ikan dan terakhir malah stik andalan patah, tobat……mancing jakarte memang nggak seperti di majalah atau tabloidnya. Tapi kalau ada yang mau nemenin ke Binuangen nggak rela kalau dilewatkan.

Tidak ada komentar: