Awalnya tanpa di sengaja lagi pencek-pencek hp terlintas nama Untung dalam name list. Riwayatnya Untung itu teman kuliah, asalnya dari Samarinda Seberang kuliah di Yogya dan keterusan betah tinggal di
Nggak terlalu lama sekitar sebulan kemudian ada kegiatan workshop di
Dasar pemancing waktu ngikutin kegiatan workshop di
Setelah beberapa hari ngikutin workshop akhirnya sampai juga hari Jum’at dan sorenya kita janjian ketemu di
Berhubung hanya berdua aja yang mancing si Untung nawarin nggak usah pakai mobil kelokasi, pakai sepeda motor aja biar lebih cepat dan gampang menuju Tj. Kait, disana cari kapal nelayan langganannya, kemudian pakai kapal nyusurin pulau atau cari karang/tandes. Sip.
Keesokan harinya dia jemput dan kita langsung berangkat menuju Tj. Kait, ternyata perjalanan dari rumahnya ke Tj. Kait lumayan jauh, nggak terasa sih sambil ngomong-ngomong dijalanan udah hampir dua jam dibonceng ama dia baru nyampe di Tj. Kait. Pinggang lumayan juga ya…..
Berhubung berangkat dari rumahnya sudah agak sore, magrib baru nyampe di Tj. Kait. Sepeda motor di parkir salah satu rumah nelayan disekitar pinggir laut dan kemudian kita mulai nyari-nyari kapal pesanannya. Setelah lebih kurang setengah jam nyari, ternyata kapal yang dipesan sudah berangkat kelaut, jadi? Kebetulan ada ketua RT setempat tau kitanya perlu kapal dan beliau menawarkan diri untuk mencarikan kapal lain. Setelah kira2 satu jam baru dapat kapal yang mau disewa, tawar menawar harga dan deal. Kapal disiapkan dan tak lama sudah merapat dibibir pantai. Kita bergantian memasukan barang-barang keperluan mancing dan sedikit umpan untuk mancing. Ehm …
Tepat jam 20.00 kapal baru berangkat dari Tj. Kait menuju bagan-bagan disekitar pulau (udah lupa nama pulaunya …). Baru sekitar
Dua jam diperjalanan dengan kapal yang diombang-ambingkan laut akhirnya sampai di sebuah spot yang keliatannya dangkal dan berkarang. Perangkat maut yang dibawa dari Samarinda dikeluarkan, stel kiri kanan, pasang umpan dan kemudian pancing dilempar kelaut. Sepenggal doa dan mantera dikumandangkan dalam hati; “mudah-mudahan cepat dapat ikan yang besar dan fightnya seru” ;) maunya…
Tidak beberapa lama mulai terasa sentuhan ikan-ikan kecil diujung pancing dan percobaan untuk menyentak stik mulai dilakukan tapi selalu lolos. Kejadian ini terus terjadi berulang-ulang dan akhirnya pancing sempat sangkut di karang dan putus. Pancing diikat lagi, dipasang umpan, diturunkan ke air lagi-lagi umpan habis dan setelah berkali-kali percobaan akhirnya kita dapat seekor ikan indosiar yang ukurannya kurang lebih tiga jari. Semangat masih tetap tinggi untuk mancing semalaman.
Kurang lebih jam 01.00 langit diatas mulai bocor lagi dan hujan mulai turun bahkan semakin menjadi-menjadi dibanding pada saat mulai berangkat tadi. Pancing diangkat dan kami mulai duduk merapat dinaungan atap kapal. Angin mulai bertiup kencang menambah dingin badan setelah didera hujan. Ampun…
Hujan yang tidak berhenti sampai menjelang pagi membuat kita nggak bisa mancing dan terus terjaga sambil merasakan dinginnya subuh dilaut sekitar pulau Seribu. Kurang lebih jam 06.00 hujan berhenti dan angin bertiup sepoi-sepoi, kita kembali bersemangat untuk meneruskan memancing. Pancing mulai dilempar lagi kelaut (mancing dasar), karena sudah terang maka dengan sangat jelas kita dapat melihat sekitar perairan laut di utara Jakarta, kesan pertama yang terlihat adalah begitu banyaknya sampah-sampah plastik dan macam-macam lainnya baik yang terapung maupun melayang didalam air, bekas tumpahan minyak yang mengambang dipermukaan air dan apalagi didasar lautnya? Pantas aja semalam banyak sangkutnya.
Beberapa kali strike kami lakukan dan masih juga ikannya kecil-kecil, nggak ada yang besar dan yang selalu bisa diangkat adalah beberapa sampah plastik. Setelah sempat beberapa kali kita berpindah tempat dengan harapan hasil lebih baik, akan tetapi hasilnya selalu masih sama, kecil-kecil dan sampah plastik. Akhirnya menjelang tengah hari setelah semalaman nggak tidur, badan mulai kelelahan dan mata mulai mengantuk, kami memutuskan untuk mengakhiri trip ini dan kembali ke Tj. Kait. Perjalanan kembali kurang lebih dua jam perjalanan, melihat sampah-sampah yang bergentayangan dilaut kami mengurungkan niat untuk melakukan trolling ketimbang strike berbuah sampah. Capek deh…
Sesampai di daratan kami bergegas membereskan barang bawaan dan langsung segera meluncur pulang ke
Dengan segala hal yang barusan dialami berhubungan dengan trip mancing di ibukota negara ini aku berkesimpulan ternyata gini nih Mancing Jakarte …seru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar